Jakarta (ANTARA)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi melemah di kisaran Rp9.200 per dolar, setelah sebelumnya menguat hingga mendekati angka Rp9.150, akibat aksi beli rupiah oleh pelaku pasar.
Melemahnya rupiah, karena pelaku melakukan aksi lepas untuk mencari untung, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.200-Rp9.210 dibanding hari sebelumnya Rp9.165-Rp9.175 atau turun 35 poin.
Kostaman Thayib mengatakan, posisi rupiah saat ini masih cukup bagus berada dibawah target dalam kisaran yang ditetapkan APBN antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar.
Meski demikian peluang rupiah untuk kembali naik masih cukup besar, katanya.
Menurut dia, rupiah terkoreksi kemungkinan juga tertekan oleh Bank Indonesia (BI) yang menjaga mata uang Indonesia jangan terlalu cepat bergerak naik.
BI diperkirakan melepas rupiah untuk menahan gerakan positif pasar yang cenderung menguat, menyusul membaik bursa Tokyo, meski saham-saham di AS bervariasi, katanya.
Rupiah, lanjut dia, semula diperkirakan akan dapat mencapai level Rp9.100 per dolar, karena pasar masih positif, namun pelaku mempunyai keinginan lain, mereka ingin merealisasikan keuntungan lebih dahulu.
Hal ini disebabkan transaksi lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam beberapa hari meningkat, diburu masyarakat sehingga dana yang masuk meningkat, katanya.
Rupiah kedepan, menurut dia masih diminati pelaku pasar asing yang ingin bermain saham dengan menukar dolarnya ke rupiah untuk membeli saham.
Jadi koreksi harga terhadap rupiah itu diperkirakan hanya sementara tidak berlanjut , karena rupiah masih diminati pelaku asing, ujarnya.
Melemahnya rupiah, karena pelaku melakukan aksi lepas untuk mencari untung, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.200-Rp9.210 dibanding hari sebelumnya Rp9.165-Rp9.175 atau turun 35 poin.
Kostaman Thayib mengatakan, posisi rupiah saat ini masih cukup bagus berada dibawah target dalam kisaran yang ditetapkan APBN antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar.
Meski demikian peluang rupiah untuk kembali naik masih cukup besar, katanya.
Menurut dia, rupiah terkoreksi kemungkinan juga tertekan oleh Bank Indonesia (BI) yang menjaga mata uang Indonesia jangan terlalu cepat bergerak naik.
BI diperkirakan melepas rupiah untuk menahan gerakan positif pasar yang cenderung menguat, menyusul membaik bursa Tokyo, meski saham-saham di AS bervariasi, katanya.
Rupiah, lanjut dia, semula diperkirakan akan dapat mencapai level Rp9.100 per dolar, karena pasar masih positif, namun pelaku mempunyai keinginan lain, mereka ingin merealisasikan keuntungan lebih dahulu.
Hal ini disebabkan transaksi lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam beberapa hari meningkat, diburu masyarakat sehingga dana yang masuk meningkat, katanya.
Rupiah kedepan, menurut dia masih diminati pelaku pasar asing yang ingin bermain saham dengan menukar dolarnya ke rupiah untuk membeli saham.
Jadi koreksi harga terhadap rupiah itu diperkirakan hanya sementara tidak berlanjut , karena rupiah masih diminati pelaku asing, ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar