NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak merosot pada Selasa (9/3/2010) waktu setempat (Rabu pagi WIB) di bawah tekanan dollar AS yang menguat dan menjelang data mingguan persediaan minyak bumi di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia.
Kontrak utama New York, untuk minyak mentah light sweet pengiriman April, turun 38 sen menjadi ditutup pada 81,49 dollar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun 56 sen menjadi menetap di 79,91 dollar AS per barrel.
Para analis mengatakan, aksi jual terjadi sebagai tanggapan terhadap dollar AS yang menguat yang membuat minyak yang dihargakan dalam dollar AS lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
Euro jatuh serendah 1,3537 dollar AS pada Selasa karena para investor mencari ”safe haven” (tempat berlindung) dollar AS setelah lembaga pemeringkat memperingatkan tentang kualitas kredit yang memburuk di Eropa.
Acuan kontrak New York jatuh ke 80,16 dollar, menguji ambang 80 dollar, sebelum kembali merangkak naik seiring dengan kenaikan di bursa Wall Street.
Pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan Departemen Energi (DoE) AS pada Rabu untuk tanda-tanda arah permintaan di ekonomi terbesar dunia. ”Dollar sedang menguat dan orang-orang melihat ke depan terhadap statistik DoE,” kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
”Selama beberapa minggu, kami telah melihat harga minyak naik bersamaan pasar saham pasar... Tapi, itu masih harus diterjemahkan dalam naiknya permintaan di Amerika Serikat dan beberapa bagian di Eropa,” kata Lipow.
”Realitas dari lambatnya pemulihan permintaan mulai memengaruhi harga lagi,” ungkapnya.
Mike Fitzpatrick dari MF Global setuju mengatakan bahwa permintaan minyak saat ini ”hampir tidak dapat dianggap memberikan indikasi bahwa lebih mudah dapat diserap”.
Pada penutupan Senin, harga emas hitam ini di NYMEX telah mendaki tujuh sesi berturut-turut dan dalam perdagangan harian telah mencapai tingkat tertinggi sejak 11 Januari pada 82,41 dollar AS.
Kontrak utama New York, untuk minyak mentah light sweet pengiriman April, turun 38 sen menjadi ditutup pada 81,49 dollar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun 56 sen menjadi menetap di 79,91 dollar AS per barrel.
Para analis mengatakan, aksi jual terjadi sebagai tanggapan terhadap dollar AS yang menguat yang membuat minyak yang dihargakan dalam dollar AS lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.
Euro jatuh serendah 1,3537 dollar AS pada Selasa karena para investor mencari ”safe haven” (tempat berlindung) dollar AS setelah lembaga pemeringkat memperingatkan tentang kualitas kredit yang memburuk di Eropa.
Acuan kontrak New York jatuh ke 80,16 dollar, menguji ambang 80 dollar, sebelum kembali merangkak naik seiring dengan kenaikan di bursa Wall Street.
Pedagang sedang menunggu laporan persediaan mingguan Departemen Energi (DoE) AS pada Rabu untuk tanda-tanda arah permintaan di ekonomi terbesar dunia. ”Dollar sedang menguat dan orang-orang melihat ke depan terhadap statistik DoE,” kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
”Selama beberapa minggu, kami telah melihat harga minyak naik bersamaan pasar saham pasar... Tapi, itu masih harus diterjemahkan dalam naiknya permintaan di Amerika Serikat dan beberapa bagian di Eropa,” kata Lipow.
”Realitas dari lambatnya pemulihan permintaan mulai memengaruhi harga lagi,” ungkapnya.
Mike Fitzpatrick dari MF Global setuju mengatakan bahwa permintaan minyak saat ini ”hampir tidak dapat dianggap memberikan indikasi bahwa lebih mudah dapat diserap”.
Pada penutupan Senin, harga emas hitam ini di NYMEX telah mendaki tujuh sesi berturut-turut dan dalam perdagangan harian telah mencapai tingkat tertinggi sejak 11 Januari pada 82,41 dollar AS.
0 komentar:
Posting Komentar