Jumat, 05 Maret 2010

Jual Matahari Dept Store, MPPA Lunasi Utang Rp 3,4 Triliun

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan melunasi sebagian besar utang bank dan mempercepat pelunasan dua obligasinya dengan total nilai Rp 3,4 triliun. Dengan mekanisme ini, perseroan akan mendekati kondisi tanpa utang (zero debt).

"Kami akan membayar sebagian besar utang sebesar Rp 3,4 triliun, sehingga setelah itu kami akan mendekati zero debt," ujar Direktur Utama MPPA, Benjamin J Mailool usai paparan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/3/2010).
Benjamin mengatakan, posisi utang berjalan (outstanding) perseroan saat ini sekitar Rp 3,5 triliun. Utang tersebut terdiri atas obligasi dolar AS senilai US$ 200 juta (sekitar Rp 1,8 triliun), obligasi rupiah seilai Rp 500 miliar serta sisanya utang perbankan.
"Obligasi dolar AS dan rupiah totalnya sekitar Rp 2,3 triliun. Dua obligasi ini seharusya jatuh tempo 2011. Namun kami sedang bicara dengan wali amanat untuk kemungkinan percepatan pelunasan obligasi. Untuk pelunasan utang bank juga sedang kami bahas dengan bank-bank," ujarnya.
Menurut Benjamin, dengan dilakukannya percepatan pelunasan utang bank dan obligasi tersebut, perseroan akan memperoleh pemasukan tambahan sebesar Rp 400 miliar per tahun.
"Arus kas kita akan bertambah sekitar Rp 400 miliar per tahun yang biasanya digunakan untuk membayar beban bunga. Pembayaran seketika ini akan membuat arus kas kami lebih fleksibel," jelas Benjamin.
Dana sebesar Rp 3,4 triliun itu akan diambil dari hasil penjualan 2.648.220.000 (90,76%) saham LPPF kepada Meadows Asia Capital (MAC) pada harga Rp 2.705,33 per saham. Total nilai transaksi ini mencapai Rp 7,164 triliun.
Namun dana tunai yang diterima MPPA dari penjualan ini sebesar Rp 5,3 triliun. Sebab, MPPA akan melakukan penyetoran modal kepada MAC sebesar Rp 900 miliar (untuk penyertaan 20% saham) dan piutang sebesar Rp 1 triliun dari MAC atas akuisisi tersebut.
Dari dana tunai Rp 5,3 triliun yang akan diperoleh, sebesar Rp 3,4 triliun akan digunakan untuk pelunasan sebagian besar utang dan obligasi, kemudian sebesar Rp 1 triliun untuk pembagian dividen tunai tahun 2009, serta pengembangan bisnis Hypermart dan modal kerja sebesar Rp 900 miliar.

0 komentar:

Posting Komentar